IDENTIFIKASI NATRIUM DIKLOFENAK SERTA KESESUAIAN PENANDAAN PADA ETIKET JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI TIGA PASAR KABUPATEN BANDUNG

IDENTIFIKASI NATRIUM DIKLOFENAK SERTA KESESUAIAN PENANDAAN PADA ETIKET JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI TIGA PASAR KABUPATEN BANDUNG

jamu pegal linu, organoleptis, mikroskopik, kromatografi lapis tipis, natrium diklofenak

Sebagian besar masyarakat indonesia masih menggunakan obat-obatan tradisional untuk perawatan dan pengobatan penyakit atau dalam hal menjaga kesehatan, kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh. Sampai saat ini Badan POM masih menemukan beberapa jamu, terutama jamu pegal linu yang dicampuri dengan bahan kimia obat (BKO). Penambahan bahan kimia obat ini semata-mata demi meningkatkan penjualan karena konsumen menyukai produk obat tradisional yang dapat bekerja secara cepat. Sementara penggunaan bahan kimia obat secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Tujuan dai penelitian ini untuk mengetahui adanya natrium diklofenak serta kesesuaian penandaan pada etiket jamu pegal linu. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Pengujian yang pertama dilakukan adalah mengetahui identitas dari jamu tersebut dengan melakukan oraganoleptis dan mikroskopik dari simplisia serta sampel yang digunakan. Pengujian kedua dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bahan kimia obat yaitu natrium diklofenak dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Hasil pada pemeriksaan organoleptis dan mikroskopik sesuai dengan penandaan komposisi pada etiket jamu pegal linu, namun pada label tidak mencantumkan kontraindikasi dan tanda peringatan. Pada pengujian kromatografi lapis tipis, dimana S3, S4, S5, dan S6 memiliki nilai Rf 0,75. Kesimpulannya 4 dari 10 sampel diduga mengandung natrium diklofenak karena memiliki nilai Rf yang sama dengan standar natrium diklofenak 0,75.

MIA ROSMIATI
P17335115020 ,
Lully Hanni Endarini, M.Farm, Apt.,

Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi

Juli 2018

PDF

Indonesia

KTI